Bahaya Rokok Electrik Vape Untuk Kesehatan

Contents

Bahaya Rokok Electrik Vape Untuk Kesehatan

Vape

Selain rokok tembakau, vape atau vapor juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak-anak muda masa kini. Banyak yang mengira bahwa vape atau rokok elektrik adalah alternatif baccarat online yang lebih aman dibandingkan dengan rokok tembakau yang punya bahaya cukup jelas. Banyak juga yang membanding-bandingkan lebih bahaya vape atau rokok tanpa tahu kandungan dari keduanya secara rinci. Sebenarnya, mana yang lebih aman di antara vape versus (vs) rokok?

Perbedaan Vape Vs Rokok

Rokok adalah tembakau yang telah dikeringkan dan dibungkus dengan kertas. Rokok mengandung sekitar 600 zat di dalamnya dan menghasilkan 7.000 bahan kimia.

Setidaknya ada 69 bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker dan beracun.

Sementara itu, rokok elektrik, sering disebut juga vape, awalnya diciptakan di Cina pada tahun 2003 oleh seorang apoteker untuk mengurangi asap rokok.

Awalnya, vape bertujuan untuk membantu orang-orang ingin berhenti merokok.

Beberapa orang beranggapan rokok konvensional lebih berbahaya ketimbang dengan vape, begitupun sebaliknya. Meski demikian, masih banyak masyarakat yang bingung, mana yang lebih berbahaya antara rokok konvensional dengan vape?

Menjawab pertanyaan itu, Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR sekaligus anggota GEBRAK, Dr drg Amaliya, MSc, PhD menyatakan vape sangat berbeda dengan rokok konvensional. Pasalnya, vape sama sekali tidak dibakar sehingga bebas dari tar. “Asap hasil pembakaran rokok adalah tar dan nikotin sementara vape tidak ada tar sama sekali. Semua yang dibakar pasti akan menghasilkan tar. Sementara vape adalah uap yang dipanaskan,” kata drg Amaliya kepada situs berita gue, Kamis (4/11/2021).

Beragam Bahaya Vaping

Ada beragam bahaya vaping yang patut Anda waspadai, di antaranya:

  1. Menyebabkan ketagihan
    Sama seperti rokok tembakau, vape juga mengandung nikotin yang dapat menyebabkan ketergantungan nikotin. Nikotin yang terkandung dalam vape dapat merangsang otak melepaskan hormon dopamin dalam jumlah banyak, sehingga mengakibatkan efek ketergantungan.
    Jadi, vaping tidak membantu Anda untuk berhenti merokok, tapi justru membuat Anda menjadi ketergantungan.
  2. Membahayakan paru-paru
    Meski tidak memakai tembakau, bukan berarti bahaya vaping lebih ringan daripada rokok tembakau. Pasalnya, rokok elektronik tetap memiliki kandungan nikotin yang dapat meningkatkan risiko peradangan pada paru-paru dan mengurangi kemampuan jaringan pelindung di paru untuk melindungi organ paru.
  3. Membahayakan jantung
    Selain berdampak buruk bagi kesehatan paru-paru, nikotin yang terdapat di vape juga bisa mengganggu jantung. Saat nikotin diserap dan melalui aliran darah, kelenjar adrenal dapat terangsang untuk melepaskan hormon epinefrin (adrenal). Pelepasan hormon epinefrin inilah yang menyebabkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat.
  4. Menyebabkan gangguan pada janin
    Pada ibu hamil, penggunaan vape secara aktif maupun pasif (terpapar asap vape dari orang lain) dapat membahayakan janin di dalam kandungannya. Pasalnya, paparan nikotin dan zat berbahaya lain di dalam vape dapat mengganggu perkembangan janin.
  5. Meningkatkan risiko terkena kanker
    Sama seperti rokok tembakau, vaping juga bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker. Kandungan formaldehida yang terdapat dalam vape bersifat karsinogenik, sehingga bila dihirup dalam jangka waktu lama, dapat memicu munculnya sel-sel kanker.
  6. Rokok Elektrik Juga Merugikan
    Seperti paparan asap rokok yang merugikan perokok pasif, paparan aerosol dari rokok elektrik juga merugikan mereka yang tidak mengonsumsinya.

Bersamaan dengan nikotin, bukan perokok elektrik juga terpapar partikel ultrafine dari aerosol vape yang dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.